Kebingungan yang paling jamak dialami para penulis pemula adalah "bingung, mau menulis apa?", sama persis yang saya alami saat ini. Itu adalah kebingungan tahap pertama. Ketika kebingungan yang pertama terjawab, maka muncullah kebingungan tahap kedua, yaitu "bingung, darimana dan bagaimana memulainya?". Ketika kebingungan tahap kedua telah terlewati, maka muncullah kebingungan tahap ketiga, yaitu "bingung, bagaimana merangkainya agar tulisan kita enak dibaca dan pesannya mudah dicerna?". Setelah itu akan muncul kebingungan-kebingungan tahap berikutnya, seolah tiada habisnya. Seperti mengendarai motor di jalan pemukiman padat penduduk yang setiap satu meter bersemayam polisi tidur, membuat kita seringkali merasa frustrasi sendiri, atau bahkan malas melintasinya lagi.
Seringkali terpikir betapa payahnya saya, di usia yang menginjak seperempat abad ini, saya baru bisa menghasilkan beberapa tulisan. Saya sering iri dengan teman-teman dan adik-adik yang begitu produktif menghasilkan karya tulis, baik itu berupa artikel, cerpen, puisi, novel, atau cuma sekedar celotehan tertulis yang berisi curahan perasaan mereka. Saya juga ingin lebih intens menulis seperti mereka. Saya ingin sekali bisa secara istiqomah memotret, merekam, dan membingkai setiap apa yang saya alami dengan kertas dan pena.
Seringkali terpikir betapa payahnya saya, di usia yang menginjak seperempat abad ini, saya baru bisa menghasilkan beberapa tulisan. Saya sering iri dengan teman-teman dan adik-adik yang begitu produktif menghasilkan karya tulis, baik itu berupa artikel, cerpen, puisi, novel, atau cuma sekedar celotehan tertulis yang berisi curahan perasaan mereka. Saya juga ingin lebih intens menulis seperti mereka. Saya ingin sekali bisa secara istiqomah memotret, merekam, dan membingkai setiap apa yang saya alami dengan kertas dan pena.
Semoga tidak hanya sampai di bab niat saja: mulai sekarang saya berkomitmen untuk lebih intens menulis. Menulis apa saja.
Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar